Wisata kuliner Wonosari Gunung Kidul

Wisata kuliner Wonosari Gunung Kidul

   Gunung Kidul? Wah, mendengar namanya, ingatan pun melayang pada krisis air yang kerap melanda wilayah ini. Ibukotanya adalah Wonosari. Jaraknya kira-kira 40 km ke arah selatan Yogyakarta. Meskipun demikian, wilayah ini punya sejumlah hidangan yang membuat kita ketagihan, lo. Coba saja sayur lombok ijo yang pedas bersantan. Mau seafood murah? Langsung saja ke pantai Baron sekaligus berwisata. Untuk oleh-oleh, ada olahan tiwul yang pulen dan nikmat.

Ayam Goreng sri pendowo
   Jika Anda penyuka ayam kampung gurih yang digoreng renyah, rumah makan ini wajib dikunjungi. Menu yang ditawarkan memang hanya ayam goreng. Anda bisa pilih ayam goreng utuh jika hendak bersantap bersama keluarga. Seekor dijual dengan harga Rp 45 ribu. Namun ukurannya cukup besar. Jadi bisa untuk bersantap 4 - 6 orang. "Orang sini memang suka 1 ayam yang besar," jelas Ny. Andi (60), pemilik usaha ini.
   Jika tak mau utuh, Anda bisa membeli yang potongan. Ada kepala, hati ampela, dodo mentok (dada), dan pupu gending (paha). Semuanya digoreng garing bersama lapisan tepung yang renyah dan gurih. Meskipun ayam kampung berukuran besar, namun tak perlu usaha keras memakannya karena sungguh empuk. Untuk dada dan paha dijual Rp 9.500 perpotong. bersama sambal terasi yang cukup pedas plus lalapan.
   Soal tempat, tak perlu khawatir karena rumah makan ini cukup besar. Bisa menampung hingga 80 pengunjung. Lokasinya ada di JI. KH Agus Salim No. 58. Telp (0274) 391546. Rumah makan yang berdiri sejak tahun 1982 ini buka setiap hari sejak pukul 9 pagi hingga pukul 8 malam.
   Dulunya ayam ini bernama ayam bangkong. Namun karena tersandung persoalan nama merek, akhirnya diganti menjadi Sri Pendowo. "Soalnya anak saya 5 orang, laki-laki semua. Jadi saya beri nama 'Pandawa' saja," jelas Andi soal nama rumah makannya.


Sate Kambing Pak Turut
   Di Wonosari nama sate kambing pak Turut yang paling punya nama. Maklumlah, sudah dirintis sejak tahun 1979 dan punya 4 kedai yang lumayan ramai. "Saya mengelola 3 kedai, dan 1 kedai oleh adik saya," jelas Ny. Mini (39), putri almarhum Bpk Turut yang meneruskan usaha ini.
   Saking ramainya, saat makan siang biasanya Mini sudah membakar satenya hingga setengah matang agar lebih cepat penyajiannya. Sate dibakar di atas bakaran berbahan bakar arang. Sebelumnya, sate terlebih dulu direndam dalam bumbu yang disebut kopyokan. Bumbu kopyokan ini terdiri dari aneka rempah plus kuah gulai yang dimasak hingga 4 jam lamanya hingga agak mengental. Sate kemudian dibakar hingga matang dan disajikan bersama irisan kol dan timun plus sambal kecap.
   Pilihan satenya pun beragam. Ada sate daging, hati, atau campur. Dalam sehari, Mini mengaku butuh 3 - 4 ekor kambing gemuk untuk memenuhi kebutuhan sate di 3 kedainya. Selain sate, juga tersedia tongseng, gulai. Bahkan tongseng kepala dan kaki kambing pun juga ada. Harga hidangan ini berkisar antara Rp 8 - 13 ribu per porsi.
   Kedai utama miliknya terletak di JI. Kesatriaan No. 63 . Telp (0274) 7489282. Untuk dalam kota, tersedia juga cabang diJI. Yogyakarta. Sedangkan di luar kota lokasinya ada di Karang Mojo dan Ngricik. Kedai ini buka setiap hari sejak pukul 8 pagi hingga pukul 5 sore.

 

 Tiwul Yu Tum
   Nah, inilah sebenarnya hidangan paling khas dari daerah Gunung Kidul.. Ya, tiwul. Makanan ini berbahan dasar gaplek (singkong yang dijemur), diparut kasar. Hidangan ini dulu digunakan sebagai pengganti nasi. Namun oleh perintisnya, Ny. Tumir3h (72), tiwul dikemas dengan lebih cantik dengan rasa • yang dimodifikasi. "Dulu tiwul berbentuk kasar dan rasanya tawar," jelas Bpk Slamet (32), sang menantu yang kini membantu mengelola usaha ini.

   Tiwul kemudian digiling lebih halus dan diberi tambahan rasa dari gula jawa. Rasanya sungguh nikmat dan lembut. Apalagi di toko ini Anda bisa mendapatkan yang masih panas mengepul langsung dari dapurnya. Slamet menggunakan bahan dasar tiwul kasar yang dihaluskan kembali. Kemudian dicuci dan dibuat adonan tiwul. Ada dua pilihan, tiwul biasa dan coblong. Tiwul E3iasa menggunakan gula yang dilarutkan dalam adonan sehingga rasa gulanya merata. Sedangkan coblong menggunakan pecahan gula merah langsung sehingga meleleh dalam adonan.
   Anda bisa membeli yang irisan atau satu tumpeng utuh. Harganya antara Rp 5-20  ribu.Tersedia juga tumpeng besar seharga Rp 45 ribu untuk acara pesta atau acara lainnya.

    Selain tiwul, ada juga gatot. Kalau yang ini menggunakan gaplek utuh yang direndam air kapur sirih semalaman, lalu diirisiris tipis. Kemudian dijemur hingga berwarna kehitaman akibat tumbuhnya jamur. Setelah itu dicuci bersih dan dikukus hingga matang. Ini untuk rasa asin. Untuk rasa manis, gatot dimasak kembali dengan larutan gula jawa yang dicampur nangka dan jahe untuk memperkaya aroma dan rasa.
Dalam sehari dibutuhkan 40 kilogram tiwul dan 40 kilogram gaplek untuk membuat gatot. Toko oleh-oleh ini terletak di JI. Pramuka No. 36. Telp (0274) 7889300 - 081328741792. Buka setiap hari sejak pukul 06.00- pukul 17.30. Selain itu juga tersedia lempeng singkong, krecek, emping singkong, hingga belalang goreng khas Gunung Kidul.

Bakso Muncul
   Soal bakso, nama ini yang mengemuka di Wonosari. Seporsi bakso berisi sebuah bakso berukuran besar, mi, tahu goreng yang diirisiris, tetelan, dan pangsit goreng berukuran cukup besar. Meskipun besar, baksonya begitu lembut dan empuk. Seporsi bakso dijual dengan harga Rp 5 ribu.
   Kedai bakso ini terletak di JI. Pramuka No.2. Hp. 081328064270. Lokasinya tak terlalu jauh dengan tiwul Yu Jum. Kedai sederhana dengan nuansa bambu dan kayu ini cukup luas. Bisa menampung hingga 80-an pengunjung.
   Buka setiap hari sejak pukul 9 pagi hingga pukul 9 malam. Dalam sehari kira-kira 30 kilogram daging sapi yang dibutuhkan untuk membuat bakso. "Kalau akhir minggu, bisa lebih banyak lagi," ujar Marji (30), yang membantu mengelola usaha milik Bpk. Rismanto ini.
   Selain di sini, Bakso Muncul juga memiliki cabang di JI. Baron dan di daerah Siraman.
 

RM Kondang Rasa


   Jika ayam Sri Pendowo bercitarasa gurih asin, di sini ayam dimasak dengan rasa manis alias baceman. Di sini per ekor ayam bisa diperoleh dengan harga Rp 40 ribu. Selain itu juga tersedia paha, dada, hati ampela, dan kepala. Pembeli bisa memilih dulu, Baru digoreng. Sehingga ayam selalu hadir dalam keadaan panas. Rasanya enak sekali. Dileagkapi dengan sambal, lalapan, dan sayur godong kates (daun pepaya).
   Ayam ini sebelumnya diungkep dengan bumbu bacem selama dua jam agar meresap bumbu. "Bisa direbus 2 jam soalnya pakai ayam kampung jadi dagingnya lebih kuat," jelas Ny. Susi (47), pemilik usaha ini.
   Selain ayam goreng, rumah makan ini juga menyediakan nasi merah, sayur lombok ijo, bacem jeroan sapi hingga soto ayam. Dalam sehari, Susi mengaku membutuhkan 70 - 80 ekor ayam. Maklum saja, cukup banyak kantor dan perusahaan yang memesan nasi dus dirumah makannya. "Biasanya orang yang hendak berwisata ke pantai Baron akan mampir ke sini untuk makan," imbuhnya.
   Rumah makan ini terletak di JI. H. Agus Salim No. 101. Telp (0274) 391364. Kapasitasnya cukup besar mencapai 100 pengunjung. Buka setiap hari sejak pukul 7 pagi hingga pukul 9 malam.
 

Seafood Pantai Baron


   Pantai ini memang menjadi daya tarik utama wisata pantai di Gunung Kidul. Jaraknya sekitar 20 kilometer dari kota Wonosari, ke arah selatan. Melewati ladang singkong dan hutan jati yang cukup rimbun. Sebenarnya ada sederet pantai dalam komplek pantai ini yang dipisahkan bukit. Selain Baron, ada juga pantai Kukup, Krakal, dan Sundak. Namun untuk wisata kuliner hanya ada di pantai Baron dan sedikit di pantai Kukup.
 

     Di sini  Anda bisa memperoleh aneka seafood fresh yang baru ditangkap oleh para nelayan. Ada semacam tempat pelelangan ikan di tengahnya. Di tempat ini dijual aneka ikan, rajungan, cumi, udang, hingga lobster. Harganya pun cukup miring jika Anda getol menawar. Kalau beruntung, lobster bisa diperoleh dengan harga 50 ribu. Namun Anda tak perlu membelinya dalam ukuran kilo. Bisa juga    kita mengambil secara campuran, lalu menawar harganya. Harga yang ditawarkan sudah termasuk ongkos masak, lo. Pilihannya ada saus asam manis, saus tiram, digoreng atau dibakar. Usai memilih, Anda tinggal menunjuk kedai mana yang hendak digunakan bersantap.    Kedai-kedai    ini menyediakan nasi dan minuman saja.
    Semua hidangan ini juga dimasak dengan anglo dan arang. Jadi aromanya khas. Semua kedai ini beroperasi setiap hari sejak pukul 6 pagi hingga 4 sore. Tak jarang pedagang ikan pun ikut membeli di sini.
   Selain seafood di kedai, kawasan ini juga menawarkan udang    goreng tepung yang fresh sebagai oleh-oleh. Ada juga rempeyek dari udang dan jingking (sejenis kepiting kecil-kecil). Di pantai Baron juga terdapat sungai bawah tanah yang dapat dijadikan area berenang dengan aman.


 Warung Jirak


   Inilah kedai yang paling dituju oleh masyarakt di kawasan Yogya dan Jawa Tengah untuk menyantap hidangan khas Gunung Kidul. Ya sego abang (nasi merah) dan sayur lombok ijo memang salah satu makanan khas di sini. Lokasinya ada di JI. Raya Wonosari - Semanu KM 7, sebelum jembatan Jirak jika Anda datang dari Wonosari. Tak ada papan nama yang dipasang. Namun kedai ini mudah dikenali dengan warnanya yang biru terang.
   Saat tiba, kita akan ditanya berapa orang yang akan bersantap. Selanjutnya, hidangan pun bermunculan ala rumah makan padang. Ada nasi merah, sayur lombok ijo, sayur daun pepaya, ayam kampung goreng, empal, trancam, ikan wader goreng kering dan tumis jeroan sapi yang dibacem. Tak semuanya harus disantap. Cukup ambil secukupnya. Seberapa banyak yang diambil, itulah harga yang akan dihitung. Paket nasi, sayur lombok ijo dan sayur daun pepaya bisa disantap dengan harga Rp 3 ribu saja.
   Sayur lombok ijo yang menjadi incaran pelanggan. Padahal sayur ini hanya berisi tempe dan irisan cabai hijau yang cukup banyak dan dimasak dengan santan. Rasa gurih manis santan berpadu dengan pedasnya cabai hijau. Hm.. lezat! "Memang sayur ini yang kata pelanggan ngangeni," seloroh Ny. Mamik (35), yang membantu mengelola usaha sang ibu, Ny. Purwanto (58).
   Kedai ini berkapasitas pengunjung 60 orang. Bisa bersantap di meja makan atau lesehan. Buka setiap hari sejak pukul 6 pagi hingga 4 sore. "Namun nasi merahnya baru tersedia mulai pukul 9 pagi," imbuh Mamik.

Bakmi Jawa

   Pengaruh Yogya tentu masih kuat di Wonosari. Menjelang malam, cukup banyak kedai bakmi jawa mulai bermunculan. Salah satu yang cukup ramai adalah kedai bakmi milik Bpk. Yanto (27), yang mangkal di JI. Brigjen Katamso, alun-alun Wonosari, tepat di seberang Bank BPD DIY.
   Bakmi jawa berkomposisi mi yang masak dengan campuran telur, kol, sawi, bakso, kekian dan suwiran ayam kampung. Lalu ditaburi seledri dan bawang goreng sebagai penambah selera. Bisa digoreng atau direbus. Sesuaikan saja dengan selera saat itu. Mau pedas atau sedang saja, juga bisa langsung disampaikan pada sang koki.
   Salah satu kunci kenikmatannya juga ditentukan penggunakan kaldu ayam kampung serta daging ayam kampung yang begitu gurih. Lebih mantap lagi jika ditambahkan taburan merica. Sungguh cocok disantap saat malam menjelang.
   Di kedai ini tersedia juga nasi goreng, bihun goreng/rebus, capcay hingga nasi mawut (nasi goreng campur mi). Rata-rata hidangan ini dibandrol dengan harga Rp 5 ribu per porsi.
Yanto membuka kedainya sejak jam 5 sore hingga 11 malam setiap harinya.

Saat ini belum ada rating dan review untuk resep ini.

Buat Review dan Rating Artikel Wisata kuliner Wonosari Gunung Kidul

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan, kolom yang harus diisi ditandai *