Jajan di Probolingo

Jajan di Probolingo

Meski hasil utamanya sayur dan buah, toh, jajanan yang tersebar di kota ini, bukan merupakan olahan keduanya. Sebaliknya, Anda malah akan menemukan banyak bakso. Selebihnya hidangan khas Jawa Timur yang dalam perjalanannya sudah dianggap sebagai hidangan khas Probolinggo. Nah, tak ada salahnya mencoba jajanan yang ditawarkan kota ini.


BAKSO MANTEP
Mudah sekali mencari pedagang bakso di Probolinggo. Tapi yang paling ramai adalah Bakso Mantep. Warung berwarna hijau ini milik H. Sukarman. Setiap hari, pembeli datang silih-berganti sejak buka pukul 0700 hinggatutup pukul 21.00. Tak heran kalau Sukarman bisa menghabiskan 40 kilo-gram daging sapi per harinya. Laki-laki asal Solo itu mulai berjualan bakso sejak tahun 1968. Awalnya menggunakan pikulan lalu diganti
dengan gerobak. Tahun 1987, is resmi mangkal di jalan Gatot Subroto hingga sekarang. Setelah punya tempat sendiri, pria beranak 3 ini makin meningkatkan mutu. Seluruh daging yang dipakai dibeli sendiri di pasar. Proses pembuatan pun tak lepas dari pengawasannya.
"Biar sudah ada yang bantu, tetap saya awasi. Jadi, mutunya tetap. Rasa dan kekenyalannya juga mantap," aku Sukarman.


Ada 2 jenis bakso yang dibuat, bakso kasar berukuran besar dan bakso halus berukuran kecil. Sebagai teman makan bakso, tersedia soun saja, tanpa mi. "Pembeli nggak suka mi kuning," terang Sukarman.
Untuk melengkapi dagangannya, disediakan juga tahu dan pangsit isi daging. "Ada lontong juga kalau mau," cetus pria yang menjual seporsi bakso komplet dengan harga Rp 5.500 ini.

 

NASI KRENGSENGAN
Di Simpang Tiga Jam kota Probolinggo dapat Anda nikmati nasi krengsengan. Masakan ini terbuat dari daging sapi dengan kuah berwarna cokelat. "Aslinya, sih, dibuat dari daging kambing. Tapi saya ganti daging sapi karena pembeli nggak suka," ujar Marsini, si penjual nasi krengsengan.
Sudah 1 tahun ini Marsini berjualan di sana. Sebelum mangkal di situ, is membuka warung nasi krengsengan di rumahnya di jalan Suyoso. Karena tidak terlalu ramai, is memutuskan pindah lokasi.
Meski kuahnya cokelat, krengsengan buatan Marsini tidak menggunakan petis seperti krengsengan ala Surabaya. Bumbu yang digunakan adalah bawang putih, bawang merah, jahe, kemiri, pala, kayu manis, cengkeh, kecap, jahe, dan asam. "Biasa disebut bumbu arab karena asalnya dari sana," kata wanita yang berjualan sejak pukul 06.00 hingga pukul 09.00 ini.
Bumbu-bumbu tadi diungkep bersama daging dalam waktu lama sampai kuahnya tinggal sedikit. Anda bisa menyantapnya dengan nasi hangat dan irisan ketimun. Harganya Rp 4. 500.

NASI PECEL KHAS KEDIRI
Cari nasi pecel khas Kediri? Silakan mampir ke warung Nasi Pecel Bu Mia. Syaratnya, Anda harus datang pagi-pagi. Sebab sekitar pukul 8 seluruh nasi pecel sudah habis terjual.
Perbedaan nasi pecel Kediri dengan nasi pecel lainnya terletak pada bumbunya. "Bumbunya dibuat dari samba) tumang yaitu tempe bosok yang dimasak dengan santan," jelas Mia.
Sementara sayurnya hanya terdiri dari daun singkong, daun pepaya, daun turi, dan taoge. Uniknya nasi pecel ini disajikan bersama lalapan ketimun, kemangi, dan petal yang disajikan terpisah dalam ceting (piring dari bambu, Red).
Masih ada juga lauk pilihan berupa tempe, peyek, paru goreng, babat, ati ampela, dan telur. Tentu saja untuk pilihan yang ini, Anda harus membayar lebih. Setiap hari Mia menyediakan 12 kilogram nasi dan 1 tampah besar sayuran.
Perihal harga, Mia tidak pernah mematok harga tinggi. Dengan uang Rp 3.500 Anda sudah bisa menikmati nasi pecel lengkap dengan lauknya.


NASI JAGUNG
Bosan dengan nasi putih biasa, tak ada salahnya mencoba nasi jagung. Seperti namanya, nasi ini terdiri dari nasi putih dicampur dengan jagung tumbuk. "Banyak sedikitnya jagung tergantung pembeli," ucap Ulfa, penjual nasi jagung di Simpang Tiga Jam Probolinggo.
Nasi jagung disajikan bersama beragam sayur, urap serta sayur lodeh dan terong. Lauk teman makan nasi jagung pun beragam. Mulai dari ikan asin, ikan selar goreng, dendeng, dadar telur, dan peyek. " jadi rasanya komplet, manis karena ada dendeng sapi, asin dari ikan asin, dan pedas dari sambal," ujar wanita yang sudah berjualan selama 2 tahun ini.
Namun pembeli bebas memilih lauk yang disukainya. "Makanya harganya nggak sama. Kalau nasi jagung dengan urap, sayur Iodeh, terong, dan ikan selar cukup bayar Rp L500. Kalau nasi jagung komplet Rp 3.500," kata Ulfa sambil sibuk melayani pembeli.

 

KUPANG KRATON
Dari namanya sudah bisa ditebak kalau makanan ini terbuat dari kupang. Kupang kraton adalah sejenis kerang kecil yang dimasak bersama petis hitam dan cabal. 'Tapi mengolah kupang harus hati-hati supaya rasanya tidak amis. Nyucinya harus berkali-kali sampai bersih betul," terang Tomo, penjual kupang kraton di jalan Suropati ini.
Tomo punya cara sendiri untuk membuat kupang kraton yang enak. Petisnya dibuat dari kupang. "Rasanya lebih enak," kata Aria yang sudah berjualan selama 3 tahun ini.
Harga petis kraton Rp 3 ribu perpiring. Makanan khas ini bisa Anda bawa ke Jakarta sekalipun karena cukup tahan lama.


ES DEGAN
Menyertai makanan ini, disajikan es degan alias es kelapa muda. Fungsinya tidak cuma untuk pelepas dahaga, tapi sebagai penawar racun si kupang. Itu sebabnya di samping gerobak Tomo, terdapat gerobak es degan milik ibu Nurisanah.
Wanita bertubuh subur ini belum lama berjualan di sana. Tapi is mampu menjual 30 butir kelapa muda setiap hari. "Itu kalau sepi. Pas ramai bisa sampai 50 butir, lo," akunya.
Agar es degannya tidak cuma itu-itu saja, Nurisanah sengaja menambahkan susu. Pembeli bisa memilih susu putih atau susu cokelat. "Susunya langsung saya campur ke air kelapa, nggak pakai air putih lagi," tambahnya.
Untuk menikmati es degan ini Anda bisa datang kapan saja. Nurisanah sudah mulai berjualan sejak pukul 09.00 hingga tengah malam. Harganya hanya Rp 1.500 per gelas. Ditambah susu menjadi Rp 1.700.


ES GOBET
Panas-panas memang enak minum es gobet. Terbuat dari serutan mangga muda, kedondong, dan ketimun. Dicampur air gula dan tentu saja sebongkah es. Rasanya, asam bercampur manis dan dingin. Segar sekali ditenggorokan.
Penjual es gobet bisa ditemui di depan Bank Mandiri di jalan Suroyo. Nama pemiliknya, Bu Misjati. la sudah ikut berjualan minuman ini sejak masih kecil. "Bantu Ibu jualan," katanya dengan logat madura yang kental.
Kendati tiap hari baru berjualan sejak pukul 09.00, namun sekitar pukul 13.00 biasanya seluruh jualannya sudah habis terjual. "Yang beli ibu-ibu dan orang kantoran," katanya singkat.
Biasanya pelanggannya membeli untuk dibawa pulang. "Wah, mereka suka malu kalau minum disini. Takut ketahuan temannya," paparnya sambil sibuk meracik es gobet.
Selain es gobet, Misjati juga menyediakan es dawet. Minuman ini dijual Rp 1.000 per gelasnya. "Murah meriah," katanya dengan riang.


ES KRIM
Tentu ada banyak penjual es krim di Probolinggo. Tapi ada es krim "rumahan" yang bisa didapat di Restoran Sumber Hidup, Simpang Tiga Jam, Probolinggo.
Pemiliknya, Bpk. Hartono Soetanjo, membuat sendiri es krimnya. Semua ada 12 rasa seperti vanila, stroberi, Ban cokelat. Tetapi yang paling istimewa adalah es krim goyang lidah.
Es krim yang paling digemari pembeliini terdiri dari es krim vanila dengan cacahan kacang mete, sukade, dan biji-biji-an. Es krim ini dijual dalam ukuran corn, cup, hingga literan. Satu corn es krim dihargai Rp 2.500, untuk ukuran I /2 liter harganya Rp 10 ribu.
Di resto ini, Tony, sapaan akrab Hartono juga menjual hopjies. Permen susu berbungkus kertas putih yang khas ini juga dibuat sendiri. Anda bisa memperoleh 250 gram hopjies dengan harga Rp 12.500.•

Saat ini belum ada rating dan review untuk resep ini.

Buat Review dan Rating Artikel Jajan di Probolingo

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan, kolom yang harus diisi ditandai *