Sosis

Sosis

RASA YANG ENAK DAN PENGOLAHAN yang praktis. Kedua alasan ini cukup menjawab pertanyaan mengapa sosis digandrungi banyak orang. Coba cek, kapan terakhir kali Anda meracik sup dengan potongan sosis atau menambahkan sosis ke dalam selada dan nasi goreng untuk memperkaya cita rasa ? Produk basil 'penggodokan' daging ini memang luwes dicampur dalam berbagai hidangan. Cukup digoreng atau dipanggang, kemudian diselipkan dalam setangkup hot dog bun beroles saus dan tambahan sedikit sayuran segar, jadilah sajian favorit yang disuka segala umur.
    Ada beragam variasi sosis yang dengan mullah bisa kita temui di supermarket. Perbedaannya terletak pada warna, bentuk, ukuran, cita rasa, bahkan bahan dasar dan proses pembuatannya.

Aslinya DARI JERMAN
    Kalau bicara soal sosis, tidak bisa tidak, kiblatnya adalah Jerman. Padahal sebenarnya, dalam buku Visual Food Encyclopedia tercatat bahwa pionir pembuat sosis adalah bangsa Yunani dan Romawi, yang kemudian dipelajari oleh orang Jerman dan dikembangkan oleh orang Prancis.
    Sosis (dalam bahasa Inggris sausage) berasal dari bahasa Latin salsus yang artinya asin. Tak ada data tertulis, sejak kapan orang mulai membuatnya. Yang pasti, tujuan pembuatan sosis pada awalnya adalah untuk mengawetkan daging. Menurut Dr. Ir. Joko Hermanianto, dosen Jurusan Ilmu dan Teknologi Pangan IPB, ada 3 kelompok besar di dalam keluarga sosis, yaitu sosis mentah (rohwurst), sosis matang (brunchwurst), dan sosis masak (kochwurst). Ketiganya dibedakan berdasarkan proses pembuatannya.
    "Sosis jenis rohwurst dibuat tanpa proses pemasakan. Dalam pengolahannya ditambahkan kultur bakteri lactobacillus sehingga terjadi proses fermentasi. Sosis yang masuk dalam kelompok brunchwurst merupakan jenis yang paling banyak beredar di Indonesia. Proses pembuatannya adalah daging mentah digiling, diolah, lalu dimasak. Sedangkan sosis masak atau kochwurst, biasanya terbuat dari daging tetelan atau hati yang direbus, diolah, dan dimasak lagi," jelas Joko.
    Tiap kelompok ini punya varian yang begitu beragam. Di Jerman sendiri, tercatat lebih dari 1500 jenis sosis dengan penamaan yang berbeda-beda. Penjulukan ini tentunya bukan anal jiplak, tapi dibuat berdasarkan jumlah komposisi daging, selera dan bahan yang digunakan. Berbeda dengan di Indonesia. Meski berkiblat
ke Jerman, resep sosis di Indonesia sudah tidak persis menjiplak resep aslinya. Bahkan kelompok sosis pun kini ditambah dengan jenis sosis s-siap santap.
    "Di Indonesia, tiap produsen berhak punya resep dan formula yang berbeda-beda. Karena, memang belum ada standar yang dijadikan acuan. Sentuhan khas Jerman hanya dipakai dalam urusan bentuk dan cita rasa bumbu yang paling dominan saja," sambung Joko. Yang pasti, karena sosis di Jerman hampir 100% menggunakan campuran daging atau lemak babi, di Indonesia yang mayoritas penduduknya adalah muslim, tentu saja perlu dimodifikasi.

Macam-Macam sosis matang dipasaran 

BRATWURST
Sosis ukuran panjang ber-'body' gendut. Aslinya diJerman 100% menggunakan daging dan lemak babi: Tapi di Indonesia, sudah ada yang murni dari daging sapi,

Cocok untuk: dipanggang atau digoreng sebentar.


FRANKFURTER
Jenis ini umum dipakai untuk hot dog. Namanya diambil dari nama sebuah kota di Jerman. Aslinya menggunakan daging dan lemak babi. Karena hot dog sudah merakyat di Indonesia, frankfurter dari daging sapi sangat mudah ditemukan di pasaran.

Cocok untuk : Isian roti hot dog dan tumis

BOCKWURST
Bentuknya lebih langsing dari bratwurst. Di Jerman, resep bockwurst terdiri dari 30% daging sapi, 15% daging babi, dan 30% lemak babi, dan 25% bahan lainnya. Di Indonesia, dibuat versi halal dengan mengganti
lemak babi dengan lemak sapi atau lemak nabati

Cocok untuk : sup, ditumis, nasi goreng, atau isian roti

COCKTAIL
Bentuknya mini dan pendek. Umum dibuat dari daging babi tapi ada bebera, produsen yang juga membuatnya dari daging sapi dan lemak nabati.

Cocok untuk : Dimakan langsung.

 

 

CHIPOLATA
Sosis berwarna keputihan dengan ukuran mini dan gendut. Resep dasarnya di Jerman menggunakan daging sapi muda yang dikombinasi dengan lemak babi. Di Indonesia, dikreasikan dengan daging ayam atau sapi.

Cocok untuk: sup atau digoreng sesaat.



LUNCHEON
Sosis berbentuk irisan tipis berdiameter sekitar 8 cm. Meskipun namanya mencirikan bahwa jenis ini cocok disantap untuk lunch, sosis ini sah saja, kok, dimakan waktu sarapan atau dinner. Bumbu dan rempah yang digunakan tidak tajam sehingga rasa khas daging segar (bisa sapi/ayam)
cukup dominan.

Cocok untuk : Dimakan langsung atau Isian roti.



SALAMI
Aslinya merupakan jenis sosis mentah yang difermentasi dari daging babi. Namun, di Indonesia salami dibuat dari daging sapi. Pembuatannya tak lagi mengalami proses fermentasi namun dimatangkan dengan dimasak dan diasap. Rempah merica yang terasa dominan jadi ciri khasnya

Cocok untuk : Disantap, isian sandwich, dan salad


PEPPERONI
Mestinya juga merupakan jeni sosis mentah. di Indonesia sudah mengalami modifikasi seperti salami. Irisannya lebih tebal dari salami. Bumbu dominannya adalah paprika.

Cocok untuk: Dipanggang, isian roti burger, dan pizza khas Italia.



PASTRAMI

Jenisnya sama dengan salami dan peperoni. Penampilanya unik. Permukaannya diselimuti taburan bumbu, seperti merica hitam dan bawang  putih.


Cocok untuk : Sandwich, campuran coleslaw, dan salad.

 

JENIS SOSIS YANG MENTAH
Sosis jenis ini belum banyak ditemukan di pasaran, hanya ada di supermarket tertentu. Sosis ini semua bahannya mentah sehingga cara mengolahnya berbeda dengan sosis matang. Jenis sosis ini sangat cocok untuk dipanggang atau ditumis (bukan digoreng) dengan api kecil. Jangan memasak dengan suhu yang terlalu panas karena akan menyebabkannya pecah.

SOSIS KAMBING
Tak cuma daging sapi, daging kambing juga tak kalah enak dibuat sosis. Tekstur sosis ini lebih 'berurat' dengan warna merah bercampur putih dari lemak kambing. Samar-samar tercium aroma khas daging kambing.


SOSIS KALKUN
Warna sosis kalkun mirip sosis ayam dan biasanya dibumbui dengan
mixed herbs (campuran rempah). Berwarna putih kecokelatan dengan tekstur daging yang biasanya halus.


SOSIS SAPI
Teksturnya ada yang halus, ada juga yang kasar (dari daging giling). Jenis yang kasar, teksturnya menyerupai bakso urat.


PILIH-PILIH SOSIS

- Kalau masalah halal atau tidak halal menjadi perhatian Anda, sebelum membeli teliti secara cermat keterangan mengenai jenis daging yang dipakai. Kalau tidak ada keterangan di kemasannya, jangan ragu untuk menanyakan pada penjualnya.
- Saat membeli sosis dalam kemasan, selain melihat tanggal kedaluwarsa, cek juga kondisi fisik sosis dan kemasannya. Pilih yang kemasan plastiknya tidak cacat, sosis tidak berbusa atau berlendir, dan warnanya masih bagus (tidak luntur).
- Masalah penambahan pewarna dalam sosis memang sering menjadi isu miring. Sebenarnya, asal pewarna yang digunakan termasuk food grade dan sesuai takarannya, hal ini tidak perlu dikhawatirkan. Yang jadi masalah adalah jika pewarna yang digunakan bukan warna makanan. Tidak bisa dipungkiri, produk yang harganya relatif tinggi biasanya bermutu lebih baik.

Bagaimana Menyimpannya ?
    Sosis harus disimpan dalam suhu dingin. biasa dichiller (sekitar 5 derajat) atau freezer. bila kemasan sudah dibuka, taruh sisa sosis dalam wadah tertutup dan bersih. Didalam chiller umur simpannya maksimum 7 hari. sedangkan bila didalam freezer, tak lebih dari 3 bulan.
    Jika Anda membeli sosis mentah, sebaiknya  simpan di freezer karena bisa bertahan hingga 1 bulan. Sedangkan di chiller, hanya bisa awet 3 hari saja.

PINTAR MENGOLAH SOSIS
   Meski sosis yang umum di Indonesia merupakan sosis matang, saat hendak mengonsumsi sosis, disarankan untuk tetap memasaknya sebentar, sekadar untuk memanaskan dan mendorong cita rasanya lebih keluar.
Jika menambahkan sosis untuk hidangan berkuah seperti sup, masukkan sosis di saat terakhir. Jangan merebusnya terlalu lama karena rasa khas sosis akan larut. Atau, bisa juga sosis digoreng terlebih dahulu, baru dicampurkan ke dalam sup.
   Ikuti saran penggunaan yang tertera dalam label kemasan. Apakah sosis cocok untuk digoreng, dipanggang atau direbus. Ada kandungan bahan di dalamnya yang memang tidak disarankan untuk digoreng dalam minyak panas, karena mengeluarkan zat yang bersifat karsinogenik (pemicu kanker). Hampir semua jenis sosis sudah berbumbu. Perhatikan dengan cermat informasi jenis bumbu dalam kemasan, agar saat di padukan, cita rasanya tetap 'nyambung'. 

Saat ini belum ada rating dan review untuk resep ini.

Buat Review dan Rating Artikel Sosis

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan, kolom yang harus diisi ditandai *