Terung

Terung

Terung (Solanum melongena, di Pulau Jawa lebih dikenal sebagai terong) adalah tumbuhan penghasil buah yang dijadikan sayur-sayuran. Asalnya adalah India dan Sri Lanka Terung berkerabat dekat dengan kentang dan leunca, dan agak jauh dari tomat.

Terung ialah terna yang sering ditanam secara tahunan. Tanaman ini tumbuh hingga 40-150 cm (16-57 inci) tingginya. Daunnya besar, dengan lobus yang kasar. Ukurannya 10-20 cm (4-8 inci) panjangnya dan 5-10 cm (2-4 inci) lebarnya. Jenis-jenis setengah liar lebih besar dan tumbuh hingga setinggi 225 cm (7 kaki), dengan daun yang melebihi 30 cm (12 inci) dan 15 cm (6 inci) panjangnya. Batangnya biasanya berduri. Warna bunganya antara putih hingga ungu, dengan mahkota yang memiliki lima lobus. Benang sarinya berwarna kuning. Buah tepung berisi, dengan diameter yang kurang dari 3 cm untuk yang liar, dan lebih besar lagi untuk jenis yang ditanam.

Dari segi botani, buah yang dikelaskan sebagai beri memiliki banyak biji yang kecil dan lembut. Biji itu dapat dimakan tetapi rasanya pahit karena mengandung nikotin, sejenis alkaloid yang banyak dikandung tembakau.

Sejarah Tumbuhan terung.
Terung ialah tumbuhan pangan yang ditanam untuk buahnya. Asal-usul budidayanya berada di bagian selatan dan timur Asia sejak zaman prasejarah, tetapi baru dikenal di dunia Barat tidak lebih awal dari sekitar tahun 1500. Buahnya mempunyai berbagai warna, terutama ungu, hijau, dan putih. Catatan tertulis yang pertama tentang terung dijumpai dalam Qí mín yào shù, sebuah karya pertanian Tiongkok kuno yang ditulis pada tahun 544. Banyaknya nama bahasa Arab dan Afrika Utara untuk terong serta kurangnya nama Yunani dan Romawi menunjukkan bahwa pohon ini dibawa masuk ke dunia Barat melewati kawasan Laut Tengah oleh bangsa Arab pada awal Abad Pertengahan. Nama ilmiahnya, Solanum melongena, berasal dari istilah Arab abad ke-16 untuk sejenis tanaman terung.

Karena terung merupakan anggota Solanaceae, buah terung pernah dianggap beracun, sebagaimana buah beberapa varietas leunca dan kentang. Sementara buah terung dapat dimakan tanpa dampak buruk apa pun bagi kebanyakan orang, sebagian orang yang lain, memakan buah terung (serupa dengan memakan buah terkait seperti tomat, kentang, dan merica hijau atau lada) bisa berpengaruh pada kesehatan. Sebagian buah terung agak pahit dan mengiritasi perut serta mengakibatkan gastritis. Karena itulah, sebagian sumber, khususnya dari kalangan kesehatan alami, mengatakan bahwa terung dan genus terkait dapat mengakibatkan atau memperburuk artritis dengan kentara dan justru itu, harus dijauhi oleh mereka yang peka terhadapnya

Jenis-Jenis terung
1. Terong Pipit
Biasa disebut terong mini karena ukurannya yang kecil. Bentuknya bulat, selain berwarna hijau ada juga yang berwarna ungu. Umumnya dimakan sebagai lalapan dan biasa terhidang di menu masakan Sunda, seperti karedok (pecel dengan sayuran serba mentah).
2. Terong Telunjuk
Bentuknya panjang seperti telunjuk, dan lazim terdapat di menu masakan Sumatera. Misalnya, dimasak untuk bumbu gulai dengan campuran udang atau daging sapi serta di sambal balado, dapat juga di tumis dengan tambahan tauco.
3. Terong Ungu
Jenis ini yang paling terkenal dari terong. Bentuknya beragam, ada yang bulat dan yang panjang. Jenis terong ungu dengan warna lebih tua dijuluki terung jepang karena sering digunakan pada kuliner Jepang, seperti tempura. Selain kering, rasanya juga renyah. Sementara yang warnanya tak terlalu gelap, berkarakter lebih lunak. Ada juga yang berwarna hijau, dan biasa dimasukkan sebagai bahan sayur lodeh.
4. Terong Belanda
Bentuknya lonjong menyerupai telur namun lebih runcing ujungnya. Daging buahnya mengandung banyak sari buah, rasanya agak asam, berwarna agak hitam sampai kekuning-kuningan, kulit buah tipis. Sewaktu belum matang, warnanya kuning lalu berubah menjadi ungu ketika sudah matang. Bijinya bulat pipih, tipis, dan keras. Berbeda dengan jenis terong lain, terong belanda ini biasa diolah menjadi jus. \

Cara Memilih dan menyimpan terung :
1. beli terong yang segar dengan permukaan kulit mengilat, tidak layu, dan keras agar semua manfaatnya bisa didapat.
2. Kalau ingin yang tak terlalu pahit, pilih yang masih belum matang.
3. Jangan memilih terong dengan bintik-bintik cokelat.
4. Terong yang segar tak terlalu lembek jika ditekan dengan jari. Untuk memastikan bijinya tidak kering, ketuk-ketuk kulitnya dengan buku jari, jika bunyinya kosong, berarti terong dalam kondisi tidak segar.
5. terong mudah busuk dan pahit, karena itu simpan di tempat dingin dan kering, jangan lupa bungkus dengan plastik. Dan, gunakan tak lebih dari 2 hari setelah membelinya. Sebelum mengolah, keluarkan dan diamkan di suhu ruangan.
6. Tak semua orang bisa memakan terong mentah, usahakan memasaknya dulu sebelum dihidangkan. Karena terong mengandung racun solamine yang bisa menyebabkan alergi.

Saat ini belum ada rating dan review untuk resep ini.

Buat Review dan Rating Artikel Terung

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan, kolom yang harus diisi ditandai *